Minggu, 03 Oktober 2010

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

A.  Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin pesat.  Dengan demikian semakin ada tuntutan untuk mengimbangi kemajuan tersebut. Hal ini semakin terasa betapa pentingnya peranan matematika ke dalam disiplin ilmu lainnya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 bab 2 Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut :
“Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.”
( UU Sisdiknas, 2010:6 ).
Peran dan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari seperti tertuang pada tujuan umum matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu:
1.      Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan, bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.
2.      Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan,”(Depdikbud, 1995:1)

Dengan hal ini maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu upaya komponen pendidikan yaitu tenaga guru atau pendidik. Permasalahan yang dihadapi guru matematika saat ini adalah kurang aktifnya anak dalam menerima pelajaran matematika, anak biasanya hanya mendengar apa yang disampaikan guru dan anak enggan untuk mengembangkan atau mencari ide dalam memecahkan soal matematika. Hal ini sungguh memprihatinkan karena permasalahan tersebut akan membuat anak tidak berkembang dalam mempraktekan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kenyatannya matematika adalah pelajaran yang paling tidak disukai sebagian siswa disekolah. Siswa menganggap matematika itu sulit. Hal ini sangatlah memprihatinkan dimana  matematika  merupakan salah satu pengetahuan dasar terpenting untuk teknologi yang sangat diperlukan untuk perkembangan dan kemajuan iptek.
Mengingat betapa pentingnya manfaat matematika didalam Kehidupan sehari-hari maka matematika dijadikan mata pelajaran sebagai standar kelulusan siswa yang menempuh pendidikan baik di jenjang SD, SMP, maupun SMA. Hal ini menuntut pemikiran guru untuk mencari solusi atau cara bagaimana agar anak didiknya dapat menyelesaikan pendidikan yang baik dan hasil yang baik pula.
Matematika memegang peranan penting dalam pendidikan baik sebagai objek langsung seperti fakta, konsep, dan prinsip maupun sebagai objek tak langsunng seperti bersifat kritis, logis, tekun, mampu memecahkan masalah dan lain sebagainya. Karena begitu pentingnya matematika bagi pengembangan disiplin ilmu-ilmu lainnya, maka pelajaran matematika mulai diperkenalkan dan diajarkan dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).
Penjelasan di atas  menggambarakan tentang arti pentingnya pola mengajar guru yang efektif sehingga siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika di dalam kehidupan sehari- hari. Guru sebaiknya melakukan interaksi dengan siswa di dalam kelas dengan menggunakan strategi, pendekatan, model dan teknik pembelajaran yang tepat agar penerapannya dapat tersampaikan dengan baik pada proses pembelajaran di dalam kelas. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid- murid yang merupakan proses pengajaran itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan pendekatan-pendekatan atau metode-metode tertentu. cara-cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai metode pengajaran di sekolah. Apabila guru mengajar dengan pendekatan yang bersifat menyajikan atau ekspositori, maka para siswa akan belajar dengan cara menerima, dan apabila guru mengajar dengan menggunakan pendekatan yang lebih mengaktifkan siswa, seperti pendekatan konstruktivisme, maka para siswa akan belajar dengan cara aktif pula. Sehubungan dengan ini,menurut Hamalik (2009:49) siswa dipandang sebagai suatu organisasi yang hidup. Jadi aktivitas belajar itu sesungguhnya bersumber dari dalam diri sendiri.
            Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pembelajaran matematika sebaiknya berorientasi pada cara belajar siswa aktif, dan pada akhirnya keaktifan tersebut akan membangkitkan siswa untuk berkomunikasi sehingga dengan aktif dan timbulnya komunikasi tersebut akan memperluas wawasan siswa. Salah satu upaya untuk pencapaian komunikasi matematika siswa adalah dengan menggunakan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif di dalam pembelajaran, berpikir inovatif serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
          Salah satu pendekatan dalam matematika yang diharapkan menjadi solusi adalah dengan pendekatan konstruktivisme. Sehubungan dengan itu, untuk pencapaian kemampuan komunikasi siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme di tingkat SMP menjadi penting untuk diterapkan, karena itu penulis melakukan penelitian yang berjudul “ Pencapaian Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivisme”
ETC...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar