Minggu, 03 Oktober 2010

Penyelenggaraan Kepemimpinan Dan Administrasi Sekolah Yang Baik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Administrasi yang baik menduduki tempat yang sangat menentukan di dalam struktur dan artikulasi sistem pendidikan. Ini telah dibukktikan oleh pengalaman pembangunan pendidikan di banyak negara. Dewasa ini, kekuatan-kekuatan yang sedang mempengaruhi sistem pendidikan kita mempercepat perluasan kewajiban-kewajibannya dan membuat administrasinya lebih kompleks lgi satuan-satuan organisasi yang lebih besar, hubungan yang lebih erat dan lebih langsung dengan lembaga-lembaga sosial lain maupun dengan satuan-satuan lain dari sistem pendidikan, mengharuskan pengetahun dan kecakapan administratif. Bersamaan dengan itu harapan yang meluas akan sumbangan pendidikan bagi keutamaan individu dan perbaikan serta kemajuan masyarakat seluruhnya telah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dari makalah ini yaitu “Bagaimana Penyelenggaraan Kepemimpinan Dan Administrasi Sekolah Yang Baik?” yang meliputi:
  1. Apa pengertian kepemimpinan?
  2. Apa saja toeri-teori kepemimpinan?
  3. Bagaimana profesionalisme kepemimpinan Kepala Sekolah?
  4. Bagaimana Administrasi yang efektif bagi penciptaan maksud dan tujuan pendidikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini antara lain:
  1. Untuk  mengetahui apa pengertian kepemimpinan.
  2. Untuk memahami apa saja toeri-teori kepemimpinan?
  3. Untuk memahami bagaimana profesionalisme kepemimpinan Kepala Sekolah?
  4. Untuk memahami bagaimana Administrasi yang efektif bagi penciptaan maksud dan tujuan pendidikan?



BAB II
PENYELENGGARAAN KEPEMIMPINAN DAN ADMINISTRASI SEKOLAH YANG BAIK

A.    Pengertian Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
  1. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
  1. Menurut Robert Tanembaum
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
  1. Menurut Pancasila
Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
  1. Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
  2. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
  3. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1.      Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
2.      Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
B.     Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
c.  Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
2.      Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal :
a.       Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b.      Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.
Lebih lanjut dijelaskan berdasarkan uraian diatas bahwa pada abad 21 diperlukan paradigma baru dibidang administrasi. Penyusunan paradigma baru tersebut menuntut proses terobosan pemikiran, apalagi jika yang kita inginkan adalah output berupa manusia, barang dan jasa yang berdaya saing.
Dari segi kepemimpinan sebagai faktor pertama yang disampaikan oleh Prof. Mustopadidjaja AR, MPIA, Ph.D, harus dibedakan dulu antara pemimpin dengan manager. Pasolong (2007) mengutip pendapat Pamudji yang mengatakan bahwa perbedaan antara pemimpin dan manajer yaitu kepemimpinan nuansanya mengarah kepada kemampuan individu, yaitu kemampuan seorang pemimpin, sedangkan manajemen mengarah pada sistem dan mekanisme kerja. Kepemimpinan merupakan kualitas hubungan atau interaksi antara pemimpin dan pengikut dalam situasi tertentu, sedangkan manajemen merupakan fungsi status atau wewenang (autority), jadi kepemimpinan menekankan pengaruh terhadap pengikut (bawahan) sedangkan manajemen menekankan pada wewenang yang ada.
Berdasarkan konteks sub judul makalah Prof. Mustopadidjaja AR, MPIA, Ph.D, yang dimaksud dengan pemimpin dalam hal ini tentu saja melekat dengan unsur manajemen sehingga pemimpin dalam hal ini dapat diartikan sebagai manajer.
Kreitner dan Kinicki mengungkapkan bahwa manajemen pengendalian dan perintah memberi peluang untuk manajemen yang partisipatif dan pemberdayaan. Pemimpin yang mementingkan ego digantingkan oleh pemimpin yang mementingkan pelanggan dan karyawan perlahan-lahan dipandang sebagai pelanggan internal. Semua hal ini menghasilkan kekuasaan bagi manajer baru di abad 21. Apa yang disampaikan oleh Prof. Mustopadidjaja AR, MPIA, Ph.D tentang kepemimpinan/manajemen sejalan dengan pemikiran Kreitner dan Kinicki tersebut. Lebih jauh dijelaskan perbandingan manajer masa lalu dan manajer masa sekarang dalam bentuk tabel berikut :
Perbandingan
Manajer masa lalu
Manajer masa sekarang
-      Peran utama


-      Pembelajaran dan Pengetahuan



-      Kriteria kompensasi
-      Orientasi budaya

-      Sumber pengaruh yang utama

-      Pandangan mengenai SDM
-      Pola Komunikasi yang utama
-      Gaya pengambilan keputusan
-      Pertimbangan Etis


-      Kesetaraan hubungan perseorangan
-      Menangani kekuasan dan informasi penting
-      Pendekatan perubahan
-  Pemberi perintah, orang yang memiliki, pemanipulasi, pengendali
-  Pembelajaran yang periodik, spesialisasi terarah


-  Waktu, usaha dan tingkat kedudukan
-  Satu budaya, satu bahasa

-  Pihak yang berkuasa secara formal

-  Masalah yang potensial

-  Vertikal

-  Input yang terbatas bagi keputusan individu
-  Pemikiran yang timbul kemudian

-  Kompetitif (menang – kalah)

-  Rahasia dan pengaksesan yang ketat

-  Memaksa


-  Pemberi fasilitas, anggota tim, guru, penasehat, pemberi sponsor, pelatih.
-  Pembelajaran yang berkesinambungan, orang yang kompeten yang memiliki spesialisasi beraneka ragam
-  Keahlian, hasil kerja

-  Budaya majemuk, bahasa yang majemuk
-  Pengetahuan (secara teknik dan pendekatan perseorangan)
-  Sumber daya yang utama

-  Arah yang majemuk

-  Input yang luas bagi keputusan perusahaan
-  Pemikiran yang hati-hati dan merencanakan untuk masa depan
-  Kerjasama (menang-menang)

-  Pengaksesan yang luas dan terbagi

-  Memberi fasilitas
1.      Tabel evolusi manajer abad 21



Bagan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin
Pengharapan dan
Perilaku atasan
(2)


Kepribadian, Pengalaman    
Masa lalu, dan Harapan                                                                   Kebutuha Tugas
              (1)                                                                                                 (4)
Efektifas
Kepemimpinan



Iklim dan Kebijakan                                                                           Harapan dan   
       Organisasi                                                                                 Perilaku rekanan
             (5)                                                                                                   (6)

Karakteristik, Harapan,
Dan Prilaku Bawahan
(3)
C.    Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah
          Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah:
1. Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.
Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di leingkungan sekolah.
·     Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala sekola bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah
·     Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan.Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah.
·     Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
·     Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
·     Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
·     Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
·     Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dn kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
            Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah: (a)Peranan hubungan antar perseorangan; (b) Peranan informasional; (c) Sebagai pengambil keputusan.
            Dari tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat penulis uraikan sebagai berikut:
a. Peranan hubungan antar perseorangan
-      Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
-      Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
-      Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa.
b. Peranan informasional
-      Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
-      Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid.
-      Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
c.   Sebagai pengambil keputusan
-      Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
-      Orang yang memperhatikan ganguan (Disturbance handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
-      Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.
-      A negotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah.
            Seperti halnya diungkapkan di muka, banyak faktor penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan, rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan seringnya datang terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit , serta banyak faktor penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang professional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ini mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja kepala sekolah yang berimplikasi juga pada mutu (input, proses, dan output)
          Berdasarkan masalah-masalah tersebut, adapun pemecahannya adalah:
1. Pembinaan kemampuan profesional kepala sekolah
          Wadah-wadah yang telah dikembangkan dalam pembinaan kemampuan profesional kepala sekolah adalah musyawarah kepala sekolah (MKS) , kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), pusat kegiatan kepala sekolah (PKKS). Disamping itu peningkatan dapat dilakukan melalui pendidikan, dengan program sarjana atau pasca sarjana bagi para kepala sekolah sesuai dengan bidang kehaliannya, sehingga tidak terlepas dari koridor disiplin ilmu masing-masing.
2. Revitalisasi MGMP dan MKKS di sekolah
          Melalui MGMP dan MKKS dapat dipikirkan bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metoda dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
          Dengan mengefektifkan MGMP dan MKKS semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dan kepala sekolah dalam kegiatan pendidikan dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.


3. Peningkatan disiplin
          Dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pandidikan di sekolah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin para tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya di sekolah.
4. Pembentukan kelompok diskusi profesi
          Kelompok diskusi profesi dapat dibentuk untuk mengatasi tenaga kependidikan yang kurang semangat dalam melakukan tugas-tugas kependidikan di sekolah yang melibatkan pengawas sekolah, komite sekolah atau orang lain yang ahli dalam memecahkan masalah yang dihadapi kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
5. Peningkatan layanan perpustakaan dan penambahan koleksi
          Salah satu sarana peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah tersedianya buku yang dapat menunjang kegiatan sekolah dalam mendorong visi menjadi aksi. Karena akan sangat sulit dapat mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme kepala sekolah jika tidak ditunjangkan oleh sumber belajar yang memadai.
            Selain itu kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh yang berorientasi kepada mutu. Strategi ini dikenal dengan manajemen mutu terpadu (MMT) atau kalau dunia bisnis dikenal dengan nama total quality management (TQM). Yang merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus memperbaiki kualitas layanan.
            Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar “pelanggan” puas; yakni layanan sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menajmin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsiveness).
D.    Penyelenggaraan Administrasi Sekolah
1.      Pengertian, fungsi dan tujuan administrasi
a, Pengertian Administrasi
Administrasi ialah kerja sama antara manusia dan manusia, lembaga dan manusia atau lembaga dan lembaga dengan memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia, baik materil, personil dan finansiil untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efesien. Tujuan dapat tercapai dengan baik, apabila kerja sama tersebut dilandasi oleh adanya organisasi yang tegas dan pelaksanaan yang terarah. Administrasi pendidikan pada dasarnya adalah suatu media belaka untuk mencapai tujuan pendidikan secara produktif ysaitu secara efektif dan efesien engkoswara (1987:42).
b. Fungsi Administrasi
            Di Sekolah Pendidikan Guru (SPG), administrasi berfungsi untuk melancarkan segala kegiatan pendidikan di SPG, meliputi kegiatan-kegiatan memproses ketatalaksanaan kurukulum murid, guru, pegawai, keuangan, dan peralatan sehingga tercapai tujuan institisionil umum dan khusus SPG secara efektif dan efesien. Prinsipnya administrasi ini memberikan dukungan atau pelayanan terhadap pelaksanaan proses [pendidikan di SPG.
c. Tujuan Administrasi
            Untuk menunjang jalannya pendidikan sehingga berlangsungnya secara lancar dan memperoleh hasil yang maksimal secara efektif dan efesien. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila semua kegiatan tercapai secara teratur dan tertib serta hasilnyadapat didokumentasikan untuk pengembangan, penelitian dan laporan-laporan.
2.      Prinsip-prinsip Administrasi Sekolah
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan Administrasi Sekolah, antara lain:
  1. Perencanaan secara jelas, sederhana, fleksibel, dan seimbang.
  2. Organisasi tegas dan memiliki asas-asas.
  3. Staffing secara tepat.
  4. Pengarahan secara terus menerus oleh setiap unsur pimpinan kepada bawahan.
  5. Koordinasi yang menimbulkan suasana kerja dan kerja sama secara harmonis.
  6. Pengawasan secara cermat sehingga terhindar dari penyimpangan-penyimpangan /kekurangan/kelemahan dan membuka penyempurnaan dari suatu kegiatan.
  7. Pelaporan yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara dan mengembangkan yang baik, menghindari terulangnya kegagalan.
  8. Pembiayaan yang hemat, merata dan dapat dipertanggngjawabkan.
  9. Pelaksanaannya berlangsung secara tertib, terarah, cermat, lengkap, bersih, tepat, cepat dan selalu siap untuk dipakai.
  10. Peka terhadap pembaharuan, agar supaya selalu dapat melayani proses pembaharuan pendidikan sebaik-baiknya.
3.      Bidang garapan Administrasi Sekolah
  1. Administrasi Kurikulum
            Dalam administrasi kurikulum, kegiatan dititik beratkan kepada kelancaran pembinaan situasi belajar mengajar. Antara lain:
1.      Kegiatan yang berhubungan dengan murid
2.      Kegiatan yang berhubungan dengan guru
3.      Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar
4.      kegiatan ekstra kurikuler
  1. Administrasi Murid
Dalam administrasi murid kegiatan politik dititik beratkan kepada pelayanan terhadap muri sebagai anggota masyarakat sekolah yang memiliki hak dan kewajiban. Untuk keperluan tersebut diperlukan berbagai instrumen administrasi murid antara lain:
1.      Buku induk
2.      Buku klapper
3.      Buku daftar pribadi
4.      Buku mutasi murid.
  1. Administrasi Personil
Dalam administrasi personil diselenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian, yang meliputi guru dan karyawan T.U. kegiatan-kegiatan ini antara lain:
1.      Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan personil
2.      Bimbingan dan pengembangan personil ke arah efektifitas/efesiensi kerja.
3.      Penilaian terhadap personil dilaksanakan untuk keperluan bimbingan dan pengembangan personil, pembinaan karier, sleksi terhadap tugas yang diberikan, kenaikan gaji, pangkat dan promosi.
4.      Penghargaan dan kesejahteraan.
  1. Administrasi Materil
Dengan materil dimaksudkan semua alat perlengkapan yang ada baik yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar maupun yang tidak, baik yang diperoleh dari perorangan/badan, pemerintahan setempat dengan catatan seperlunya. Dalam administrasi materil yang harus diperhatikan ialah bagaimana memelihara barang-barang itu, menambah barang-barang yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya. Beberapa daftar yang diperlukan unk keperluan administari materil antara lain:
1.      Buku penerimaan alat-alat
2.      Buku inventaris
3.      Buku keluar masuk alat-alat
4.      Buku berita secara penghapusan barang.
  1. Administrasi Keuangan
Masalah keuangan (budgeting) merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan bagi mati dan hidupnya suatu organisasi. Semua kebutuhan baik personil, materil akan mudah dipenuhi apabila organisasi tersebut memiliki cukup biaya. Untuk keperluan administrasi sekolah tersebut diperlukan:
1.      Buku kas umum
2.      Buku kas harian
3.      Buku kas tabungan anak-anak dan buku tabungan
4.      Buku catatan SPMU
5.      Buku daftar SPJ.


E.     Pentingnya Administrasi yang Efektif Bagi Penciptaan Maksud dan Tujuan Pendidikan
            Para ahli pendidikan pada umumnya sependapat bahwa mutu jasa administrasi pada suatu sekolah atau dalam suatu daerah pengawasan adalah faktor yang paling berarti yang menentukan tingkat evektivitas program pendidikanini dikarenakan karena administrasi menerobos setiap aspek hidup sekolah. Tindakan administratif mempunyai potensi untuk menunjang, mamajukan, dan mengembangkan atau untuk menghilangkan dan mangacaukan setiap atau semua bagian dari organisai sekolah.
            Fungsi administratif sebagai suatu sifat yang nyata dari pendidikan formal muncul dari kebutuhan untuk membina pertumbuhan sekolah-sekolah dan perkembangan manajemennya. Sifatnya yang semakin kompleks, dikarenakan semakin besarnya sistem pendidikan dan anekaragamnya program pendidikan yang disediakannya, telah mendorong usaha untuk merinci dan menerapkan prosedur-prosedur administratif secara sistematis. Dari usaha ini diperoleh deskrifsi-deskrifsi tentang praktek-praktek yang berhasil dan susunan-susunan asas dan gagasan. Bertopang pada landasan ini, para ahli pendidikan telah merintis dengan sungguh-sungguh suatu usaha untuk mengembangkan suatu teori tentang administrasi pendidikan. Perkembangan ini meliputi perumusan dan pengkajian proposisi-proposisi teoritis, penyelidikan yang sistematis terhadap praktek-praktek, dan penerapan teori dari bidang ekonomi, politik, psikologi, hukum dan ilmu sosial lain kepada masalah-masalah administrasi pendidikan. Konsepsi-konsepsi baru yang memberi harapan baik tentang sifat dan fungsi administrasi yang diperlukan bagi administrasi sekolah adalah hasil pendekatan ini. Karenanya, teori administrasi pendidikan bisa diartikan sebagai seperangkat konsep, asumsi, generelisasi, yang secara sistematis menjelaskan prilaku dalam organisasi pendidikan. Sedang tujuan administrasi secara umum ialah untuk menjamin bahwa sistem pendidikan berfungsi sebagaiman mestinya, yaitu sesuai dengan tujuan dan rencana tidakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
            Dewasa ini, kekuatan-kekuatan yang sedang mempengaruhi sistem pendidikan kita mempercepat perluasan kewajiban-kewajibannya dan membuat administrasinya lebih kompleks lgi satuan-satuan organisasi yang lebih besar, hubungan yang lebih erat dan lebih langsung dengan lembaga-lembaga sosial lain maupun dengan satuan-satuan lain dari sistem pendidikan, mengharuskan pengetahun dan kecakapan administratif. Bersamaan dengan itu harapan yang meluas akan sumbangan pendidikan bagi keutamaan individu dan perbaikan serta kemajuan masyarakat seluruhnya telah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sekolah.
            Faktor-faktor ini medorong perluasan jasa-jasa administrasi dan membuatnya lebih kompleks dan rumit. Akibatnya, gagasan-gagasan masa lampau tentang praktek administrasi tidak lagi mencukupi. Kondisi baru dan wawasan baru tentang fungsi administrasi memerlukan perumusan kembali arti dan tujuan administrasi pendidikan maupun peningkatan kemampuan administrator.
            Pentingnya kemampuan administratif bagi penyelenggaraan sekolah yang berhasil meminta bahwa seleksi dan pendidikan para bakal administrator pendidikan hendaknya dilakukan dengan sangat cermat. Daya guna administrator ditentukan untuk sebagian besar oleh pemahaman administrator dan merekayang bekerja sama dengan dia tentang sifat, tujuan, proses, teknik dan keterampilan administrasi bila itu diterapkan kepada sekolah. Maka sifat esensial administrasi pendidikan yang didefinisikan dan diuraikan secukupnya hendaknya menjadi bidang studi setiap administrator dan mereka yang hendak memahami pekerjaan administrator.



BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan. Jadi profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
Kepala sekolah merupakan peimipin formal yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu kepal sekolah bertangggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun dalam mencipatakan iklim sekolah yang kondusif yang menumbuhnkan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan kepala sekolah inilah, kepala sekolah diharapakan dapat memberikan dorongan serta memberikan kemudahan untuk kemajuan dan  dapat memberikan inspirasi dalam proses pencapaian tujuan.
Administrasi pendidikan ialah segenap peroses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di suatu negara. Sedangkan administrasi sekolah  kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan pendidikan disekolah sehingga kita mengenal adanya administrasi SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi dll. Administrasi pendidikan pada dasarnya adalah suatu media belaka untuk mencapai tujuan pendidikan secara produktif ysaitu secara efektif dan efesien engkoswara (1987:42).
B.     SARAN
Apabila Kepala Sekolah yang berada pada kategori kurang baik dan cukup baik atas kepemimpinan mereka di sekolah maka mereka dapat mengikuti program MMT (Managing Motivation Training for Performance Improvement) untuk lebih meningkatkan eksistensi diri kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya.
Besar kecilnya peranan yang dipunyai orang-orang dalam proses administrasi menentukan mutu dan besarnya sumbangan yang diberikan mereka bagi usaha memajukan sekolah dan program pendidikannya. Untuk itu administrator harus pandai menciptakan kondisi yang mampu menghidupkan dan mengembangkan kerjasama yang efektif dan efesien. Usaha peningkatan kemampuan dalam administrasi  harus pula didukung oleh profesionalisasi pekerjaan administrasi pendidikan, yang membuat para pejabatnya benar-benar menjadi “Administrator Karir”.

DAFTAR PUSTAKA


Fattah, Nanang. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remsjs Rosdakarya.
Suardi, dan Kadarisman. 1977. Pedoman Penyelenggaraan SPG. Jakarta: Pt Djaya Pirusa.
Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar