Minggu, 03 Oktober 2010

PENGELOLAAN KELAS

Nama                   : Ulfah Fauziah
Nim                      : 0602140
Kelas                    : Matematika A
Mata kuliah        : Pengelolaan Kelas
Freedom writes
Sebuah film yang diangkat dari buku harian murid-murid ruang 203 di Los Anggle California.. Disini terdapat banyak masalah murid yang haris dihadapi oleh guru bahasa Inggiris baru yaitu nona Growell diantaranya. Murid-murid tersebut adalah murid yang  bermasalah yang tidak asing lagi dengan kekerasan dan kriminalitas yang saling melindungi kaumnya. Mereka terpaksa sekolah karna tidak mau masuk penjara. Secara umum permasalahan-permasalah tersebut antara lain:
1.      Masalah individu
-          Prilaku ingin mendapat perhatian
-          Perilaku ingin mencari hal yang baru
-          Prilaku ingin bakas dendam
-          Peragaan ketidakmampuan
2.      Masalah kelompok
-          kelas kurang kohesif, karena alas ansuku, ras antara kulit putih dan kulit hitam, dan tingkat social ekonomi.
-          Kelas mereaksi secara negative terhadap salah seorang anggotanya
-          Membombong murid yang justru melanggar norma.
-          Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan guru bahasa Inggris tersebut antara lain:
1.      Pendekatan Modifikasi tingkah laku (Behavior modification approach) dengan asumsi bahwa prilaku baik dan buruk individu merupakan hasil belajar. Dengan teknik untuk membina prilaku positif dan mengurangi prilaku negative.
2.      Socio-Emotional climate approach: bahwa proses belajar mengajar yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal yang baik antara guru dan sisswa dengan teknik: sikap tulus dari guru, memahami dan menghargai siswa sebagai manusia, mengerti dari sudut pandang siswa sendiri. Dalam memecahkan masalah, guru berusaha membicarakan situasi, bukan pribadi prilaku pelanggaran. Mendeskrifsikan apa yang ia lihat dan rasakan dan apa yang perlu dilakukan sebagai alternative penyelesaian. Guru membantu mengarahkan siswa untuk mendeskrifsikan masalah yang dihadapi, menganalisis dan menilai masalah, menyusun rencana pemecahannya, mengarahkan siswa agar cometed terhadap rencana yang telah dibuat, memupuk keberanian menanggung akibat ‘kurang menyenangkan’ serta membantu siswa membuat rencana terbentuknya iklim, social emosional yang baik.
3.      Group process aproch (pendekatan proses kelompok) dengan asumsi pengalaman belajar berlangsung dalam konteks kelompok social dan tugas guru membina dan memelihara kelompok yang produktif dan kohesif. Teknik yang digunakan, yakni mutual expectations, leadership, attraction (pola persahabatan dan kekeluargaan), norm, communication, cohasiveness.
Adapun yang dilakukan Tn Growell yaitu:
-    Mengadakan simulasi permainan garis, guru menyebutkan permasalahan /kejadian-kejadian dan siswa menginjak garis tersebut apabila pernah merasakan/ menjalaninya..
-    Menyediakan buku jurnal dan menyuruh siswa menulis tiap hari sebuah permasalahan atau kejadian yang dialami siswa. Kemudian menyimpannya di lemari yang sudah disediakan apabila ingin dibaca oleh guru tersebut.
-    Memberi sebuah buku bacaan tentang anggota geng dan kekerasan untuk meningkatkan minat baca dan perluasan pemikiran untuk evaluasi mengenal dirinya sendiri.
-    Membuat program integrasi sukarela dengan mengumpulkan uang untuk mengajak siswa jalan-jalan atau belajar diluar sekolah mengunungi tempat perfileman/bioskop mengenai korban-korban kekerasan dan peperangan. Kemudian mengajak makan malam di sebuah restoran dengan tokoh-tokoh atau korban dalam peperangan tersebut dan berbagi pengalaman dengan mereka. Disitu siswa menemukan jati diri mereka dengan merubah presepsi-presepsi dan kebiasaan-kebiasaan mereka yang negative.
-    Mengadakan pesta perubahan dengan bersulang bersama, menjadikan kondisi kelas dengan sebuah kekeluargaan dan rasa solidaritas yang tinggi. Dan belajar menata masa depan mereka yang lebih baik.
-    Mengadakan varisi belajar dengan pengaturan tempat duduk yang saling berhadapan, menjadikan siswa berperan aktif dalam berpendapat, disiplin dan bebas untuk berkreasi..
-    Memberi pengaran dan nasihat-nasihat kepada siswa untuk dapat menghadapi permasalahan dengan mengarah pada kebenaran.
-    Menjadikan sosok anne frank sebagai seorang wanita yang membela kebenaran dalam memperjuangkan kehidupannya. Kemudiam siswa mencari dana untuk dapat bertemu dengannya dengan mengadakan paneran, konser bersama dll. Sehingga mereka bias bertemu dan berbagai pengalaman dengan anne Frank.
-    Mereka semakin bersemangat untuk belajar dan membuat kisah mereka menjadi sebuah buku. Yang akhirnya banyak diantara mereka suskses menjalani hidup mereka dengan mementingkan pendidikan.
Kesimpulan Laporan Observasi

A.    Guru
1.      Konsep Pembelajaran
            Dari hasil observasi kami dari kegiatan belajar mengajar, guru-guru sudah mempunyai kemampuan dasar dan memberikan contoh (kepribadian) yang  cukup baik bagi muridnya khususnya mengenai kedisiplinan. Guru sangat bertanggungjawab dengan tugasnya dan menginginkan siswa paham dengan apa yang disampaikannya. Guru menggunakan metode-metode pembelajaran yang tepat dengan isi materi tersebut, memberikan motivasi seperti pujian dan perhatian penuh pada siswa, adanya inovasi dan variasi pembelajran serta simulasi-simulasi sehngga anak tidak jenuh dan senang dengan teknik pengajaran guru tersebut. Namun masih saja kami temukan kurang efektifnya dalam cara penyampaian materi khususnya di kelas tinggi seperti proses pembelajaran monoton atau tidak dimengerti siswa, guru tidak siap dengan materi dan kemampuan didaktik, suasanan kelas ramai atau tidak terkendali, siswa merasa tidak dihargai, suasana kelas atau pembelajaran menegangkan, sering meninggalkan kelas dan menyuruh siswa menulis di papan tulis sehingga proses belajar mengajar tidak mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran.
Secara umum tugas pokok guru dalam pembelajaran antara lain:
a.       Merencanakan kegiatan pemelajaran
b.      Melaksanakan kegaiatan pemelajaran
c.       Mengevaluasi hasil pemelajaran
d.      Meindaklanjuti hasil pemelajaran
e.       Melakukan bimbingan dan konseling.
            Disini guru memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masing-masing tiap mata pelajaran. Namun pada kenyataannya, banyak yang tidak sesuai dengan RPP tersebut. Guru tidak memiliki inovasi dalam KMB. Guru cenderung menggunakan metode ceramah dan pembelajaran dikuasai seluruhnya oleh guru sehingga kurangnya keaktifan siswa. Dalam pemberian materi pembelajaran, guru kurang memberikan motivasi pada awal pembelajaran, guru langsung ke inti pembelajara dengan metode ceramah, memberi soal-soal latihan dan memberikan tugas pekerjaan rumah. Dan disini kami menemukan kurang kepudilan guru apakah siswa mengerti apa yang disampaikan atau justru sebaliknya. Dari tugas pekerjaan rumah tersebut, guru jarang memeriksa hasil dari pekerjaan siswa, sehingga murid menjadi malas mengerjakannya dengan hasil pekerjaan sebdiri.
Dari permasalahan tersebut perlu adanya perbaikan yang positif dengan meninggalkan kebisaan buruk guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu guru harus berusaha menarik minat dan perhatian siswa dalam belajar, seperti:
  1. Tampil dengan prima pada saat memulai pelaksanaan proses pemelajaran.
  2. Variasikan penggunaan metode dan media pemelajaran.
  3. Kuasai materi pemelajaran dengan ketentraman didaktik.
  4. Selingi proses pemelajaran dengan humor yang terkendali.
  5. Sesuaikan proses pemelajaran dengan kondisi dan kapasitas kemampuan siswa.
  6. Ciptakan suasana kelas aman, tertib, hangat, dan terkendali.
  7. Hargai setiap siswa sebagai manusia yang utuh.
  8. Ciptakan suasana pemelajaran yang serius, tetapi santai.
  9. Ajaklah para siswa untuk menata ruangan kelas sehingga menarik minat dan perhatian mereka untuk belajar.
  10. Berikan penekanan pada materi-materi tertentu dengan komunikasi yang baik.
  11. Libatkan seluruh indera dan perasaan siswa dalam proses pembelajaran
  12. Pujilah siswa bila menunjukkan prestasi sekecil apa pun
  13. Pahami kebutuhan siswa dan penuhi kebutuhan itu.
2. Manajemen Kelas
a.      Pengaturan siswa
Setelah kami perhatikan siswa pada umumnya mempunyai masalah dalam pembelajaran baik di dalam kelompok maupun individu. Masalah-masalah kelompok biasanya sering terjadinya keributan seperti: mengobrol, bermain-main, bertengkar, dll. Sedangkan masalah individu seperti: siswa mencari perhatian guru, lambat dalam menangkap materi pembelajaran dll. Dan pada kenyataannya guru masih mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah tersebut. Bahkan terkadang guru acuh tak acuh ketika melihat kondisi tersebut. Semetinya guru harus mampu mengetahui karakteristik setiap siswa sehingga guru akan lebih mudah menangani permasalahan siswa dengan mengadakan bimbingan konseling, pengayaan dll.
Mengendalikan siswa merupakan salah satu tugas pokok guru. Guru yang tidak mampu mengendalikan siswa, sulit mencapai efektivitas pembelajaran. Guru tidak berwibawa di hadapan para siswa, dan para siswa tidak menaruh rasa hormat kepada gurunya. Guru tidak membiarkan suasana kelas dalam keadaan kacau dan guru pun tidak membiarkan siswanya melakukan tindakan seenaknya sendiri. Salah satu penangannyanya untuk pengendalian siswa yakni: guru harus membat aturan, mengalihkan perhatian, memberikan reward dan reinforcement yang tepat, perintah dan larangan langsung, pertanyaan, isyarat, perjanjian, pengendalian siswa secara fisik yang sesuai dan sebagainya.
b.      Fasilitas
Fasilitas  yang ada di sekolah tersebut sudah cukup memadai mulai dari kondisi fisik seperti ventilasi, pencahayaan, kenyamanan, letak duduk dan penempatan siswa. Namun fasilitas seperti media-media pembelajaran masih dikatakan kurang memadai meskipun di sekolah terdapat buku-buku tiap mata pelajaran dan siswa dapat menggunakannya untuk  megisi latihan-latihan. Media-media yang kurang tersebut seperti peralatan oleh raga, alat-alat peraga dan lain-lain. Disini guru harus inofatif dan kreatif dengan mengadakan media dan alat-alat peraga yang sedrhana baik dibuat oleh guru atau dengan menyuruh siswa membuat atau membawa dari rumah baik secara kelompok maupun individual.
B.     Siswa
Disini setiap siswa menilai kepribadian guru mereka masing-masing. Ada yang menjadi guru favorit mereka karena metode pengajarannya yang menarik, keramahannya, dll. Tetapi ada juga guru yang mereka tekuti dan malas untuk mengikuti pelajaran guru tersebut karena pengajarannya yang monoton dan membuat siswa tidak nyaman di kelas. Dan para siswa tidak hanya belajar dari apa yang dikatakan gurunya, mereka juga belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Oleh karena itu, konsep diri yang positif akan membuat guru terhindar dari kebiasaan buruk yang menghambat efektifitas pembelajaran, karena kebiasan buruk ini akan mempengaruhi kualitas belajar mengajar. Tepatlah peribahasa yang mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Peribahasa ini menggambarkan betapa pribadi seorang guru sangat besar pengaruhnya terhadap para siswa untuk dijadikan tauladan.
Adapun guru yang dikatakan efektif apabila ia memiliki dan menanampilkan kepribadian yang baik, yakni: memiliki stabilitas emosi, percaya diri (optimis), memiliki kesabaran, sederhana, tahu batas, adil, realistis, humoris, berpenampilan tenang, antusias (bersemangat), menghargai peserta didik, selalu mawas diri, berpikir positif, disiplin, bertanggung jawab, berwibawa, perhatian, selalu belajar, membangun citra diri sehat para siswanya dan berpenampilan menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar